ISLAMIC HYPNO PARENTING
Mendidik Anak Masa Kini ala
Rasulullah
Oleh : Septian El Syakir S.EI.
CNLP, CHt, CL
A.
The
Power of Syariah Hypnoparenting
Ilmu hipnosis terbagi menjadi 2 golongan, yaitu
golongan hitam dan golongan putih.
1. Hipnosis
Klasik ( Golongan hitam ) : ilmu hipnosis yang menggunakan bantuan jin, tenaga
dalam, energi, dll. Hipnosis ini seringkali digunakan untuk kejahatan.
2. Hipnosis
Modern ( Golongan Putih ) : seni berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal
untuk mensugesti atau mempengaruhi seseorang. Dari sinilah awal penulis mengembangkannya
menjadi metode islamic hypnoparenting.
Hipnosis modern ini
kemudian berkembang menjadi 2 jenis :
1. Stage
Hypnosis : Ilmu hipnosis yang digunakan di atas panggung atau dengan tujuan
sebagai entertaint/ hiburan. Seperti yang sering kita tonton di tv aksi Romy
Rafael, Dedy Corbuzier, dll.
2. Hypnoterapy
: Seni berkomunikasi baik secara verbal mapun nonverbal untuk mensugesti
seseorang agar menjadi lebih baik dengan cara membawanya kefrekuensi theta atau
pikiran bawah sadar sehingga menjadi sangat sugestif ketika mendapat sugesti. Inilah zona pikiran bawah
sadar yang sangat sugestif menerima pesan apapun, baik itu pesan negatif maupun
positif. Sehingga sangat berbahaya ketika sugesti negatif itu masuk masuk ke pikiran
bawah sadar anak dalam pergaulan sehari-hari
Jadi, Islamic Hypnoparenting adalah seni
mendidik anak dengan komunikasi verbal maupun nonverbal yang sangat efektif
sehingga setiap perkataan dan nasehat kita didengarkan dan disimpan di pikiran
bawah sadar anak sampai ia dewasa. Orang tua yang berhasil menanamkan
nilai-nilai kebaikan di pikiran bawah sadar anak, akan membuat anak terjaga
sampai ia dewasa nanti. Karena pikiran bawah sadar merupakan long term memory (
memori jangka panjang ) sehingga apapun yang disimpan di dalam pikiran bawah sadar
akan menjadi bagian dari tingkah laku atau akhlak anak.
B.
Gelombang
Otak
Kita wajib tahu tentang gelombang otak
anak karena banyak orang tua yang menasehati anak dalam frekuensi gelombang
otak yang tidak tepat sehingga anak tidak mendengarkannya dengan baik ( masuk
kuping kanan keluar kuping kiri ).
1. Beta ( 12-25 cps ) cps = cycles per second
Pada kondisi beta seseorang berada dalam kesadaran
penuh dengan pikiran sadar yang sangat dominan sehingga dia mampu mengerjakan
beberapa kegiatan dalam waktu yang bersamaan.
Pikiran sadar, dalam satu kegiatan bisa berpikir 3
pikiran atau lebih. Pada frekuensi ini, pikiran sedang sangat crowded sehingga
tidak tepat memberikan sugesti atau nasehat pada frekuensi ini karena critical
areanya sangat aktif. Berkenaan dengan Kognitif, analitis, logika, otak kiri,
konsentrasi, prasangka, aktif, cemas, was-was, khwatir, stres, panik.
2. Alpha ( 7-12 cps )
Pada
kondisi alpha seseorang mulai berkurang rasa kritis, analitis, dan waspada. Mulai terbuka terhadap masukan.
biasanya terjadi jika pada kondisi senang, santai, berimajinasi, atau menjelang
tidur.
Kondisi
rileks sehingga dalam kondisi ini anak sudah bisa menerima sugesti atau nasehat
orang tua dengan baik, karena critical areanya sudah mulai menipis. Atau kalau
kita sedang sangat lelah setelah pulang kerja kemudian duduk di sofa untuk
beristirahat maka frekuensi otaknya menurun dari beta ke alfa. dalam satu
kegiatan seseorang memikirkan 2 pikiran.
Berkenaan
dengan Relaksasi, focus-alertness, mediatif, super learning, akses pikiran
bawah sadar, ikhlas, nyaman, tenang, santai, puas, segar, bahagia, endorphine.
3. Theta ( 4-7 cps )
pada
kondisi theta sesorang dalam kondisi sangat relaks antara sadar dan tidur
terlelap. Pikiran bawah sadar tetap aktif dan panca indra masih menerima
stimulus dari luar. Artinya pada kondisi ini masih dapat menerima masukan dari
luar. Inilah frekuensi yang sangat tepat untuk memasukkan sugesti kepada anak.
Kondisi
yang sangat rileks sekali dan berada di pikiran bawah sadar sehingga pada saat
ini sangat mudah sugesti positif diserap anak. Hal ini dikarenakan critical
area anak sudah melemah atau tidak aktif sehingga setiap sugesti yang diberikan
diterima dengn baik di pikiran bawah sadarnya. pada saat ini 1 pikiran.
Berkenaan
dengan Sangat khusu', deep rilexation, intuisi, mimpi, afirmasi, visualisasi,
pikiran bawah sadar, imaginative, ikhlas, kreatif.
4. Delta ( 0,5-4 cps )
Pada
kondisi delta seseorang berada dalam kondisi tidur yang sangat pulas tanpa
mimpi. Kondisi panca indera sudah tidak aktif dan tidak dapat menerima masukan
dari luar.
Pada
frekuensi ini orang tidur lelap, sehingga sugesti apa pun tidak akan
didengarkan dan diterima. Pada saat ini 0 pikiran.
Berkenaan
dengan Tidur lelap (tanpa mimpi), tidak ada pikiran dan perasaan yang aktif,
cellular regeneration.
C.
The
Power of Subconscious Mind
Kondisi Pikiran seseorang terbagi menjadi dua yaitu:
-
Pikiran sadar (conscious); Aktif saat
kita melakukan aktivitas pekerjaan. Pikiran sadar hanya memiliki kekuatan 30%.
-
Pikiran bawah sadar (subconscious) ;
Mengatur aktivitas kerja tubuh kita seperti bernafas, denyut jantung, aliran
darah, dan proses yang sangat kompleks dalam tubuh kita. Pikiran bawah sadar
memiliki kekuatan 70%.
Memori atau informasi yang tersimpan di
pikiran bawah sadar seseorang akan menjadi kepribadiannya sehari-hari. jika di pikiran
bwah sadarnya positif maka iapun akan memiliki pribadi yang positif sedangkan
jika informasi yang ada dipikiran bawah sadarnya negatif maka kepribadiannya
pun akan negatif. Ternyata ini sesuai dengan hadist Rasulullah saw :
“ Ketahuilah, sesungguhnya dalam jasad
terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi
baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akanmenjadi buruk,
ketahuilah segumpal daging tersebut adalah “Qolbu” yaitu hati.” ( HR. Bukhori )
D.
Metode
Islamic Hypnoparenting
1. Tanamkan
kalimat Tauhid
- Anak-anak sangat mudah merekam informasi dan menyimpannya di pikiran bawah sadar atau hatinya yang sifatnya jangka panjang dan permanen sehingga menjadi keyakinan dan menentukan karakteristik si anak
- Mendahulukan pendidikan tauhid bisa melembutkan hati anak. Anak yang berhati lembut mudah menerima nasehat yang baik dari orang tuanya.
- Orang tua adalah madrasah pertama bagi anak. Peran orang tua yang paling utama adalah menjadi madrasah yang pertama bagi anak dan yang pertama kali diajarkan adalah untuk beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan Allah karena itu termasuk dosa besar.
2. Pahami
dunia Anak
- Multiple Intelegences (Howard Gardner)
·
Kecerdasan Linguistik (Word Smart) :
kemampuan seseorang menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan
maupun tulisan.
·
Kecerdasan Logika Matematika (Logic
Smart) : kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah, ia suka angka, urutan,
logika, dan keteraturan.
·
Kecerdasan Kinestetik (Body Smart) :
kemampuan dalam menggunakan tubuh secara terampil untuk mengungkapkan ide,
pemikiran, dan perasaan.
·
Kecerdasan Visual Spasial (Picture
Smart) : kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara
akurat (cermat).
·
Kecerdasan Intrapersonal (Self Smart) :
kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri
sendiri.
·
Kecerdasan Interpersonal (People Smart)
: kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi, dan perasaan orang
lain.
·
Kecerdasan Musical (Music Smart) :
kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk, dan
mengekspresikan musik.
·
Kecerdasan Naturalis (Nature Smart) :
kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan, dan membuat kategori
terhadap apa yang dijumpai dialam maupun lingkungan.
·
Kecerdasan Spiritual (Religius Smart) :
kecerdasan yang menyangkut kemampuan manusia mengenal Tuhannya, meyakini
keberadaan dan keesaan Tuhannya, serta melakukan segala apa yang diperintahkan
Tuhannya dan menjauhi semua yang dilarang Tuhannya
- Gaya Belajar
Menurut De Porter dan
Hernacki, gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah
informasi. Terdapat 3 model gaya belajar :
·
Visual ( Visual Learners) :
menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti kongkrit harus
diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti ini
mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa
mempercayainya.
·
Auditory (Auditory Learners) :
mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. karakteristik
model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat
utama menyerap informasi atau pengetahuan.
·
Kinestetik (Kinestetik Learners) :
mengaharuslan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan
informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya.
- Personality
Teori 4 kepribadian
dasar manusia menurut Florence Littauer dalam bukunya Personality Plus :
·
Sanguinis : Anak sanguinis bisa juga
kita sebut sebagai anak populer karena sanguinis memiiliki ciri khas suka
berbicara, mudah bergaul, ramah, supel, suka bersenang-senang. Mereka haus akan
dukungan dan kasih sayang orang lain sehingga cenderung suka mencari perhatian.
Mereka adalah orang yang “dramatis” atau suka melebih lebihkan agar orang lain
terhibur. Suka memotivasi orang lain dan memiliki inisiatif yang besar.
·
Koleris : Anak koleris bisa juga kita
sebut dengan bos kecil karena menurut Florence Littauer, orang berkepribadian
kuat adalah mereka yang secara alami berorientasi pada sasaran, prestasi, dan
cepat mengorganisasikan.
·
Melankolis : Anak melankolis bisa
disebut juga pemikir cilik. Kepribadian melankolis cukup mudah diidentifikasi
karena mereka biasanya pendiam dan pemikir.
·
Plegmatis : Anak yang cinta damai, tidak
mau repot mempersoalkan hal- hal sepele.
3. Membangun
Rapport
Rapport
berasal dari bahasa Perancis (dibaca: Rapo) yaitu hubungan atau dapat diartikan
sebagai sebuah hubungan, relasi yang harmonis, nyaman, serasi, dan keadaan
saling percaya antara seseorang dengan yang lainnya. Cara meningkatkan rapport
sebagai berikut :
·
Facing : menatap wajah anak ketika
sedang melakukan komunikasi. Tatapan mata memiliki kekuatan yang luar biasa.
tatapan mata bisa menyamankan frekuensi antara orangtua dan anak, sehingga ada
kesamaan bawah sadar anak dengan orangtua. Tatapan juga bisa meningkatkan rasa
kasih sayang dan cinta.
·
Pacing : teknik membangun rapport dengan
melakukan matching dan mirroring adalah menyamakan dan mengikuti komunikasi
lawan bicara kita baik itu secara verbal maupun nonverbal.
Rapport yang dicontohkan Rasulullah :
Rasulullah bergurau dengan anak kecil dengan menjulurkan lidahnya, memanggil
anak dengan panggilan kesayangan, memangku dan memeluk anak, menjaga perasaan
anak.
4. Sugesti
Positif
Sugesti
merupakan proses psikologis ketika seseorang membimbing pikiran, perasaan, atau
perilaku orang lain. Sugesti yang baik adalah sugesti yang melibatkan emosional
atau perasaan yang mendengarkan karena akan diterima di pikiran bawah sadarnya
sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi efektif. Dalam Hypnoterapy sugesti
yang diberikan ini kekuatannya bekerja pada gelombang theta, ini merupakan
gerbang pintu masuk alam bawah sadar pada gelombang ini tubuh membentuk hormon
melatonin dan catecholamine sehingga orang merasa tenang, nyaman, dan bahagia.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memberikan sugesti pada anak : hindari
kata jangan, berikan pujian, hypnotic story telling
5. Future
Pacing
Future
pacing adalah membayangkan atau memberikan gambaran tentang situasi dimasa yang
akan datang jika kita melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Di dalam future
pacing kita melibatkan imajinasi anak, menerangkan sebab akibat, melibatkan
emosi anak sehingga anak akan paham kenapa dia harus melakukan dan tidak
melakukan.
6. Anchoring
Anchor
adalah suatu stimulus yang memicu reaksi khusus. Anchor dapat terjadi dengan
sendirinya ataupun disengaja. Bentuk anchor yang dapat diterapkan kepada anak :
spesial name, diam, gift and punishment, tatapan.
7. Coaching
Question
Pertanyaan
yang mengarahkan anak untuk memilih pilihan yang ingin atau harus mereka
lakukan. Teknik ini membawa pemikiran anak agar memilih sebuah pilihan bukan
karena keading atau perintah dari orangtua tapi ini merupakan pilihan mereka
sendiri. Jika sudah karena pilihan sendiri anak pasti akan konsisten.
8. Repetition
Merupakan
pengulangan yang dilakukan agar suatu tindakan menjadi sebuah kebiasaan dan
terprogram di pikiran bawah sadar seseorang. Anak bukanlah batu tapi anak bisa
lebih keras dari batu jika kita membiarkannya dalam kesalahan dan tidak
mendidiknya dengan baik. Jadi, sirami terus hati anak dengan kasih sayang dan
keimanan kepada Allah agar terjauh dari hati yang keras.
E.
The
Power of Word
Ø Terima
Kasih
Terima
kasih memiliki pengaruh yang besar pada kejiwaan anak, anak menjadi pribadi
yang bisa menghargai orang lain dan hal apapun dalam kehidupan. Andrie Wongso
menerangkan bahwa seringnya mengucapkan terima kasih tidak hanya berdampak
kepada si penerima ucapan terima kasih tetapi juga kepada yang mengucapkan.
Tiga manfaat di dalam mengucapkan terima kasih adalah mengurangi stres,
membantu kita memiliki tidur yang berkualitas, dan meningkatkan sistem imun
dalam tubuh. Selain mendidik anak untuk selalu bersyukur, terima kasih juga
merupakan wujud syukur kita atas suatu pertolongan atau pemberian.
Ø Maaf
Para
psikolog mengatakan bahwa meminta maaf adalah bentuk terapi memulihkan
rusaknya
hubungan antarmanusia. Beberapa orangtua tidak terbiasa mengucapkan maaf
padahal melakukan kesalahan, mereka berpikir bahwa jika orangtua yang salah itu
wajar, tapi jika anak yang melakukan kesalahan tidak wajar. Sulitnya berkata
maaf ternyata ada sangkut pautnya dengan cara orangtua membesarkan kita. Jadi,
jangan sampai rasa egois orangtua untuk sulit meminta maaf tertularkan kepada
anak-anak. Penuhi hati anak dengan kata maaf agar hatinya menjadi lembut.
Dengan begini anak pun akan terbiasa mengucapkan maaf jika ia melakukan
kesalahan.
Ø Tolong : Manfaatkanlah golden moment anak
untuk mendidik anak tentang
budaya
meminta tolong.
F.
Komunikasi
Nonverbal yang Powerfull
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi atau
penyampaian pesan yang dilakukan tidak dengan kata-kata atau bahasa verbal,
melainkan melalui petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda lain yang terjadi pada
tubuh seseorang. Bentuk komunikasi nonverbal yang powerfull diantaranya :
mengusap kepala, mencium anak, memegang pundak, memeluk,memangku, membelai
kepala, menatap mata, tersenyum
G.
Fase
Perkembangan Anak
Menurut sahabat Ali bin Abi Thalib, fase
perkembangan anak dibagi menjadi 3 tahapan atau penggolongan usia :
1) Tahap
Bermain 0-7 tahun
“ la-ibuhum”/ ajaklah
mereka bermain
Pada fase ini didik anak dengan cara
yang paling menyenangkan atau mendidik anak dengan bermain. Anak pada usia 0-7
tahun lebih dominan menggunakan otak kanannya. Pada masa ini dilarang membentak
anak walaupun
anak
melakukan kesalahan karena bentakan orangtua bisa mematikan jaringan sel
otak
yang dapatmenghambat perkembangan anak.
2) Tahap
penanaman disiplin 7-14 tahun
“addibuhum”/ ajarilah
mereka disiplin
Ajarkan anak
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kembangkan rasa percaya diri dan
tanggung jawab kepada anak sejak dini. Rasulullah bersabda “apabila anak telah
mencapai 6 tahun, maka hendaklah diajarkan adab sopan santun.” (H.R Ibnu
Hibban).
3) Tahap
kemitraan 14-21 tahun
“roofiquhum”/ jadikanlah
mereka sebagai sahabat
Pada fase ini
perlakukan anak sebagai seorang sahabat terdekat. Perlakukan anak sebagai orang
dewasa. Berikan ia kepercayaan untuk memilih dan melakukan sesuatu selama itu
hal yang baik. Biarkan ia bertanggung jawab atas apa yang ia pilih. Hargai apa
yang sedang ia lakukan dan nasehati dengan cara yang baik jika ia melakukan kesalahan.
Berdasarkan Multiple Intelligences Anak, periode perkembangan anak di bagi menjadi
3 tahapan :
1) Tahap
Eksplorasi (0-7 tahun)
Pada tahap ini biarkan
anak untuk melakukan eksplorasi di kedelapan kecerdasan, jangan melarang anak
atau memaksa anak untuk melakukan salah satu kecerdasan majemuk.
2) Tahap
Spesialisasi ( 7-14 tahun)
Anak sudah mulai
dominan disalah satu kecerdasan. Pada tahap ini orangtua harus bisa memahami
kecendrungan anak dan memfasilitasi agar anak dapat mengasah kecerdasan
tersebut.
3) Tahap
Sintetis (>14 tahun)
Pada tahap ini, anak
sudah menghasilkan sebuah karya atau hasil dari kecerdasan yang ia miliki. Hal
ini tidak luput dari peran orangtua jika sejak tahap-tahap sebelumnya bisa
memfasilitasi dan mengembangkan potensi anak.
H.
Golden
Moment
Evaluasi
Agendakan waktu untuk mengevaluasi satu sama lain
baik orangtua kepada anak atau anak kepada orangtua. Hal itu akan menciptakan
anchor dalam setiap keluarga bahwa waktu tersebut adaah waktu untuk saling
mengevaluasi untuk menerima kritikan dan masukan positif. Selain itu akan menjadi
kebiasaan dalam diri anak untuk segera mengevaluasi dan memperbaiki ketika
melakukan kesalahan. Kebiasaan ini sangat baik untuk membentuk sikap dan
perilaku yang baik.
I . Tanamkan
5 Habit yang Mengubah Anak
a.
Shalat
Sholat merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh anak dan kewajiban orang tua adalah mengajarkan
dan membiasakannya. (perintah sholat : QS.Al-ankabuut:45)
b.
Sedekah
Sedekah mendidik anak untuk tidak serakah, saling berbagi satu sama
lain, tidak sombong dan mensyukuri nikmat yang sudah allah berikan. Rasulullah
bersabda
“setiap muslim harus
bersedekah”.
c.
Membaca Al-quran
Al-qu’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi.
Menurut penelitian, bayi berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat
al-qur’an dari tape recorder menunjukkan respon tersenyum dna menjadi
lebih tenang.
d.
Puasa
Puasa melatih anak untuk bersabar melawan rasa lapar, haus dan emosinya.
Puasa merupakan bagian dari kesabaran, sabara terbagi 3 yaitu : sabar dalam
menjalankan keaatan, sabar dalam hal meninggalkan larangan dan sabar dalam hal
menerima ketentuan Allah.
e.
Spritual Jouney to Baitullah
Spiritual journey ini penting dimiliki oleh anak, karena setiap
pengalaman yang anak alami selama di Baitullah akan tersimpan di hati atau
pikiran bawah sadarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar